apa itu saham

Apa Itu Saham dan Bagaimana Cara Kerjanya

Saham merupakan salah satu instrumen investasi yang paling populer di dunia, termasuk di Indonesia. Banyak orang mulai tertarik menanamkan modal di pasar saham karena potensi imbal hasilnya yang tinggi. Namun sebelum memulai, penting untuk memahami apa itu saham dan bagaimana cara kerja saham dalam sistem keuangan dan investasi.

Berikut penjelasan lengkapnya untuk Anda yang ingin memulai berinvestasi saham secara aman dan terarah.

Pengertian Saham Secara Sederhana

Saham adalah bukti kepemilikan atas suatu perusahaan. Ketika seseorang membeli saham, artinya ia membeli sebagian kepemilikan perusahaan tersebut. Pemilik saham disebut sebagai pemegang saham (shareholder), yang memiliki hak atas sebagian aset dan keuntungan perusahaan sesuai porsi kepemilikannya.

Di Indonesia, transaksi saham dilakukan di Bursa Efek Indonesia (BEI), tempat bertemunya para penjual dan pembeli saham dari berbagai perusahaan terbuka (Tbk).

Cara Kerja Saham dalam Dunia Investasi

Setelah membeli saham, investor bisa memperoleh keuntungan dengan dua cara utama:

1. Capital Gain

Capital gain adalah keuntungan yang diperoleh ketika Anda menjual saham dengan harga yang lebih tinggi dari harga beli. Misalnya, Anda membeli saham seharga Rp2.000 dan menjualnya ketika harga naik menjadi Rp2.500. Selisih Rp500 per lembar itulah yang disebut capital gain.

Harga saham bisa naik atau turun tergantung pada kinerja perusahaan, kondisi ekonomi, sentimen pasar, hingga faktor global.

2. Dividen

Dividen adalah pembagian keuntungan perusahaan kepada pemegang saham. Tidak semua perusahaan membagikan dividen, tetapi jika perusahaan mencatatkan laba dan menetapkan pembagian dividen, pemegang saham akan menerima pembayaran sesuai jumlah lembar saham yang dimiliki.

Dividen bisa menjadi penghasilan pasif yang menarik bagi investor jangka panjang.

Apa yang Mempengaruhi Harga Saham?

Harga saham tidak ditentukan secara sembarangan. Beberapa faktor utama yang memengaruhi harga saham antara lain:

  1. Kinerja keuangan perusahaan: Laba yang besar biasanya membuat harga saham naik.
  2. Kondisi ekonomi dan politik: Stabilitas negara dan pertumbuhan ekonomi memengaruhi sentimen investor.
  3. Suku bunga dan inflasi: Suku bunga tinggi bisa membuat investor beralih ke instrumen lain yang lebih aman.
  4. Berita atau rumor pasar: Sentimen dari media dan opini publik dapat memicu pergerakan harga jangka pendek.
  5. Permintaan dan penawaran di pasar: Jika banyak orang membeli saham tertentu, harganya akan naik, dan sebaliknya.

Siapa Saja yang Bisa Membeli Saham?

Saat ini, siapa pun bisa membeli saham, termasuk pelajar, mahasiswa, atau pekerja dengan penghasilan tetap. Anda hanya perlu membuka rekening efek di perusahaan sekuritas, lalu menyetorkan dana awal. Bahkan, saat ini banyak aplikasi saham yang menawarkan setoran awal sangat terjangkau, mulai dari Rp100.000.

Dengan perkembangan teknologi dan kemudahan akses, investasi saham kini lebih inklusif dan mudah dijangkau siapa saja.

Risiko Investasi Saham yang Perlu Diketahui

Meskipun menawarkan potensi keuntungan besar, saham juga memiliki risiko. Harga saham bisa turun drastis dalam waktu singkat. Oleh karena itu, penting bagi investor untuk memahami profil risiko pribadi, belajar analisis saham, dan tidak tergoda keputusan emosional saat harga fluktuatif.

Selalu lakukan riset sebelum membeli saham dan jangan menaruh seluruh dana pada satu jenis investasi.

Berinvestasi saham adalah salah satu cara cerdas untuk mengembangkan aset, namun tetap membutuhkan pengetahuan dan strategi yang matang. Dengan memahami cara kerja saham, Anda dapat membangun portofolio investasi yang kuat dan berpotensi memberikan hasil yang menguntungkan di masa depan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *