Investasi tak harus selalu dilakukan melalui pasar saham. Pemerintah Indonesia menyediakan alternatif menarik dan aman melalui instrumen Surat Berharga Negara (SBN) Ritel, yang bisa dibeli mulai dari Rp1 juta. Instrumen investasi ini terbuka bagi seluruh Warga Negara Indonesia dan terbagi menjadi dua jenis: tradable (dapat diperdagangkan) dan non-tradable (tidak bisa diperjualbelikan kembali).
Berdasarkan informasi dari Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan, produk SBN tradable meliputi Obligasi Negara Ritel (ORI) dan Sukuk Ritel (SR). Sementara itu, Savings Bond Ritel (SBR) dan Sukuk Tabungan (ST) masuk kategori non-tradable.
SBN Ritel Tradable: Bisa Dijual Kapan Saja
Produk seperti ORI dan SR memungkinkan investor menjualnya di pasar sekunder sebelum jatuh tempo. Proses penjualan dapat dilakukan melalui bank atau mitra distribusi (midis) tempat Anda membeli pertama kali. Ini memberikan fleksibilitas bagi investor jika sewaktu-waktu membutuhkan dana tunai.
ORI memiliki kupon tetap dan jangka waktu 3 hingga 6 tahun. Saat ini, ORI027T3 menawarkan bunga 6,65% per tahun, sedangkan ORI027T6 berada di angka 6,75%. Seri berikutnya, ORI028, akan mulai ditawarkan pada 29 September hingga 23 Oktober 2025.
SR juga memberikan imbal hasil tetap setiap bulan dan menggunakan prinsip syariah (akad ijarah). SR022T3 memiliki imbalan 6,45% per tahun dengan tenor 3 tahun, sementara SR022T5 memberikan 6,55% untuk tenor 5 tahun. Penawaran SR023 akan berlangsung mulai 22 Agustus hingga 12 September 2025.
SBN Ritel Non-Tradable: Aman dengan Fitur Early Redemption
Berbeda dengan ORI dan SR, produk seperti SBR dan ST tidak bisa diperdagangkan kembali. Namun, SBR tetap memberikan keleluasaan dengan fitur early redemption, yakni pencairan sebagian dana sebelum jatuh tempo.
SBR memiliki kupon mengambang (floating with floor), artinya bunga bisa naik mengikuti suku bunga acuan, tetapi tidak akan turun di bawah batas minimum. Produk ini tersedia dalam tenor 2 dan 4 tahun. Penawaran SBR akan berlangsung dari 14 Juli hingga 7 Agustus 2025.
Sedangkan ST merupakan produk syariah berbasis akad wakalah. Tidak bisa diperjualbelikan atau dialihkan, kecuali dalam periode pencairan awal. Pada April 2025, pemerintah merilis dua seri: ST014T2 dengan imbal hasil 6,50% dan ST014T4 (Green Sukuk) sebesar 6,60%. Seri selanjutnya, ST015, akan ditawarkan pada 10 November hingga 3 Desember 2025.
Investasi Sambil Dukung Pembangunan Nasional
SBN Ritel tidak hanya memberikan imbal hasil yang kompetitif dan stabil, tapi juga memungkinkan masyarakat berkontribusi langsung terhadap pembiayaan negara. Pemerintah menargetkan penerbitan SBN senilai Rp334 triliun di semester II 2025, meningkat dari Rp308,55 triliun pada semester I.
Dengan berbagai pilihan SBN Ritel yang tersedia, Anda dapat menyesuaikan pilihan investasi berdasarkan kebutuhan, prinsip, dan rencana keuangan masa depan. Tertarik investasi SBN?
Leave a Reply